Sabtu, 16 April 2011

metode kontrasepsi barier

PEMBAHASAN
I. Pengertian Metode Barier
Metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara, yakni menghalangi masuknya sperma sejak vagina sampai kanalis servikalis.

II. Klasifikasi Kontrasepsi Metode Barier/Mekanik

1. Kondom

a) Defenisi:
Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang iselubungkan ke organ intim lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan.

b) Keuntungan:
Mudah, murah, cukup efektif bila di pakai secara benar, dan keefektifannya dapat di rasakan metode ini cukup aman kecuali yang memiliki alergi terhadap lateks.

c) Kerugian:
kurang praktis karena harus di pakai setiap kali akan melakukan hubungan seksual ,sehingga harus selalu ada persediaan apalagi bila sedang bepergian .kondom mengurangi kenikmatan dalam berhubungan

d) Indikasi:
Selain dari alat kontrasepsi kondom juga salah satu cara pencegahan penyakit menular seksual (PMS).

e) cara pemasangan kondom yang benar



# persiapan kondom terlebih dahulu dengan membuka bungkusan sedikit. yang harus di ingati bahwa kondom jangan sampai terjatuh karena bisa membawa kuman masuk ke dalam tubuh


# apabila penis telah ereksi maka sarungkanlah kondom ke penis dengan syarat bharus meninggalkan ujung kondom untuk menampung sperma


# kondom harus di sarungkan sampai kangkal penis, apabila selesai berhubungan maka hati-hati untuk mencopotkondom dari penis karena sperma bisa tertumpah.



# buanglah ke dalam tung sampah dengan membungkus dengan tisu atau kertas agar tidak di permaikan oleh anak-anak.

f) Keterbatasan
• Efektivitas tidak terlalu tinggi
• Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi
• Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan langsung)
• Pada beberapa klien bias menyebabkan kesilatan untuk mempertahankan ereksi
• Harus selalu tersadia satiap kali berhubungan seksual
• Beberapa klien malu untuk membeli kondom di tempat umum
• Pembuahan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal limbah

2. Spermisida

a) Defenisi:
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma.Dikemas dalam bentuk:
• Aerosol
• Tablet vaginal,suppositoria,atau dissolvable film
• Krim
b) Cara kerja:
Menyebabkan sel membrane sperma terpecah,memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.


c) Pilihan:
1. Busa(Aerosol)efektif segera setelah insersi
2. Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagai metode kontrasepsi
3. Tablet vagina,suppositoria,dan film penggunaannya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual
4. Jenis spermisida jelli biasanya hanya digunakan dengan diafragma.

d) Manfaat:
1. Kontrasepsi
• Efektif seketika(busa dan krim)
• Tidak menganggu produksi ASI
• Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
• Tidak mengganggu kesehatan klien
• Tidak mempunyai pengaruh sistemik
• Mudah digunakan
• Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
• Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

2. Nonkontrasepsi
• Merupakan salah satu pelindung terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS

e) Keterbatasan:
1. Efektifitas kurang(18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
2. Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
3. Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
4. Penggunaan harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual(tablet busa vagina,suppositoria dan film)
5. Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam

f) Cara Penggunaan:
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator(busa atau krim) dan spermisida
2. Penting untuk menggunakan spermisida setiap melakukan aktifitas hubungan seksual
3. Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoria adalah 10-15 menit
4. Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
5. Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok Aerosol sebelum diisi kedalam aplikator)
6. Spermisida ditempatkan jauh didalam vagina sehingga serviks terlindungi dengan baik

 Cara Pengguanaan Aerosol
• Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
• Tempatkan container dengan posisi keatas,letakkan aplikator pada mulut container,dan tekan aplikator untuk mengisi busa
• Sambil berbaring lakukan insersi aplikator ke dalam vagina mendekati serviks.Dorong sampai busa keluar
• Aplikator segera dicuci pakai sabun dan air,tiriskan,dan keringkan.Jangan berbagi aplikator dengan orang lain

 Cara Penggunaan Tablet Vagina atau Suppositoria atau film/tissue
• Cuci tangan sebelum membuka paket
• Lepaskan tablet atau suppositoria dari paket
• Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh kedalam vagina
• Tunggu sampai 10-15 menit sebelum mulai berhubungan seksual
• Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet vagina atau suppositoria ditempat

 Krim
• Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas kedalam aplikator sampai penuh,masukkan kedalamm vagina sampai mendekati servik
• Tekan alat pendorong sampai krim keluar.Tidak perlu menunggu kerja krim
• Aplokator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat ,tiriskan dan keringkan
• Untuk memudahkan pembersihan alat,pisahkan bagian-bagiannya.Jangan berbagi aplikator dengan orang lain
• Sediakan selalu ekstra pengadaan krim terutama apabila ternyata container kosong

3. Diafragma

a) Defenisi
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutupi serviks.
b) Jenis
Jenis diafragma antara lain:
1. Flat spring (flat metal band).
2. Coil spring (coiled wire).
3. Arching spring (kombinasi metal spring).
• Flat spring (Diafragma pegas datar).
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.


• Coil spring (Diafragma pegas kumparan)
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
• Arching spring
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding vagina.
c) Cara Kerja
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:
1. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur (tuba falopi).
2. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
d) Manfaat
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi
1. Efektif bila digunakan dengan benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya.
4. Tidak mengganggu kesehatan klien.
5. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
Manfaat non kontrasepsi
1. Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
2. Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid.
e) Keterbatasan
Meskipun alat kontrasepsi diafragma ini mempunyai manfaat secara kontrasepsi maupun non kontrasepsi, tetapi alat ini juga mempunyai keterbatasan. Adapun keterbatasan diafragma, antara lain:
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi (angka kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama, bila digunakan dengan spermisida).
2. Keberhasilan kontrasepsi ini tergantung pada cara penggunaan yang benar.
3. Memerlukan motivasi dari pengguna agar selalu berkesinambungan dalam penggunaan alat kontrasepsi ini.
4. Pemeriksaan pelvik diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasangan.
5. Dapat menyebabkan infeksi saluran uretra.
6. Harus masih terpasang selama 6 jam pasca senggama.
g) Penilaian Klien
Sebelum alat kontrasepsi diafragma digunakan oleh klien, sebaiknya petugas kesehatan mengkaji klien terlebih dahulu. Sehingga alat kontrasepsi ini sesuai atau tidak digunakan oleh wanita tersebut.
Diafragma

Sesuai untuk klien yang:
Tidak sesuai untuk
klien yang:

Tidak mau atau tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi hormonal (perokok, wanita di atas 35 tahun) Mempunyai umur dan paritas serta masalah kesehatan yang menyebabkan kehamilan resiko tinggi

Tidak menyukai metode yang diberikan oleh petugas kesehatan (AKDR)
Terinfeksi saluran uretra
Menyusui dan memerlukan kontrasepsi pendukung Tidak suka menyentuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)

Jarang melakukan hubungan seksual dengan pasangannya Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

Ingin melindungi dari penyakit menular seksual
Ingin metode KB efektif

Memerlukan metode sederhana sebelum memilih metode lain


h) Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi diafragma.
Efek Samping Atau Masalah Penanganan

Infeksi saluran uretra
Pemberian antibiotik, sarankan mengosongkan kandung kemih pasca senggama atau gunakan metode kontrasepsi lain

Alergi diafragma atau spermisida
Berikan spermisida bila ada gejala iritasi vagina pasca senggama dan tidak mengidap PMS atau bantu memilih metode lain
Rasa nyeri pada tekanan terhadap kandung kemih/rektum
Nilai kesesuaian ukuran forniks dan diafragma. Bila terlalu besar, coba ukuran yang lebih kecil. Follow up masalah yang telah ditangani
Timbul cairan vagina dan berbau
Periksa adanya PMS atau benda asing dalam vagina. Sarankan lepas segera diafragma pasca senggama. Apabila kemungkinan ada PMS, lakukan pemrosesan alat sesuai dengan pencegahan infeksi

Luka dinding vagina akibat tekanan pegas diafragma
Hentikan penggunaan diafragma untuk sementara dan gunakan metode lain. Bila sudah sembuh, periksa kesesuaian ukuran forniks dan diafragma

i) Hal yang Perlu Diperhatikan
Jika ada kemungkinan terjadi sindrom syok keracunan, rujuk segera pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap. Apabila terjadi panas lebih dari 38 derajat Celcius maka berikan rehidrasi per oral dan analgesik.










BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara, yakni menghalangi masuknya sperma sejak vagina sampai kanalis servikalis.
Yang termasuk kedalam kontrasepsi metode barier adalah: Kondom, Spermisida, Diafragma. Masing-masing alat KB tersebut menmunyai keuntungan dan kerugian. Dan alat-alat kontrasepsi tersebut efektif bila digunakan dengan baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar